Gerakan Pramuka Gugus Depan SMA N 7 Purworejo melaksanakan kegiatan Kemah Besar Virtual, 28-29 Oktober 2021. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas X, Calon Pengurus dan Pengurus Dewan Ambalan.
Kegiatan yang dilaksanakan secara kombinasi antara online dan blended. Hari pertama secara full online melalui zoom meeting, seluruh peserta mengikuti dari rumah diisi dengan pembukaan, penyampaian sesi materi perencanaan anggaran, kepemimpinan, materi kepramukaan, game, dll secara interaktif.
Kepala Sekolah selaku Ka Mabigus, Niken Wahyuni, M.Pd dalam sambutannya ketika membuka acara ini menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini diharapkan seluruh siswa mampu menguasai ilmu kepramukaan yang diberikan pembina maupun pemateri sehingga dapat memajukan gerakan pramuka gudep SMA N 7 Purworejo.
Ketua Gudep, Agus Setiyono, M.Pd. mengatakan bahwa untuk hari kedua dilaksanakan secara off line perwakilan siswa yang hadir disekolah dan yang lain mengikuti dari rumah melalui live streaming instagram. Acara dirangkai dengan kegiatan religi sekolah pagi hari dan siang harinya ada 2 pelantikan yaitu alih golongan dari penggalang ke calon penegak untuk kelas X oleh Ka Mabigus ditandai dengan pemasangan topi/baret penegak kepada perwakilan peserta.
Selanjutnya sebanyak 27 anggota Pramuka kelas XI yang sudah memenuhi syarat yaitu lengkap uji SKU Bantara nya dan berperilaku baik dilantik menjadi penegak Bantara oleh Ka Gudep di halaman sekolah. Ka Gudep berpesan dalam amanatnya bahwa menjadi bantara adalah hak dari seluruh peserta didik dan mengandung tanggung jawab yang harus diemban.
Setelah dilantik menjadi Penegak Bantara, beberapa dari mereka akan menjadi pengurus Dewan Ambalan yang akan dilantik dan dikukuhkan saat Musyawarah Gugus Depan hari setelahnya. Peserta nampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan, karena selama ini hanya latihan ekskul secara online via googleclasroom.
Sebagai bentuk simbolis tetap didirikan tenda dihalaman sekolah namun tidak digunakan karena untuk penegakan prokes. Akhirnya Kemah Besar Virtual ditutup oleh Ka Mabigus pada hari kedua ditandai dengan pemukulan gong.