Pada tanggal 14 Agustus 2019, Kodim 0708 Purworejo menggelar lomba tari kreasi dan pemusik jalanan dalam rangka kegiatan komunikasi sosial (komsos) kreatif bertempat di Gedung Jendral Sudirman. Kegiatan komsos sendiri dilaksanakan tiap tahun dengan berbagai lomba dan memiliki tingkatan yaitu tingkat kodim, korem, dan kodam. Kegiatan ini diikuti oleh SMA/SMK sederajat dan para pemusik jalanan. Pelaksanaan lomba tingkat kodim di laksanakan pada Rabu, 14 Agustus 2019, tingkat koram pada Rabu, 28 Agustus 2019, dan tingkat kodam pada Jumat, 30 Agustus 2019.
Tim Tari SMA Negeri 7 Puworejo untuk pertama kali mengikuti dan memeriahkan kegiatan ini. Dimulai dari proses persiapan dan latihan, kami dari tim tari hanya memiliki waktu selama 2 minggu. Waktu yang cukup singkat untuk menciptakan sebuah koreografi tari bertema kan perjuangan. Namun, itu tak mematahkan semangat kami. Dibantu Bu Desy sebagai pembimbing dalam menggarap koreografi. Pada penggarapan ini kami mengambil salah satu tokoh pahlawan wanita dari Jawa Tengah, Nyi Ageng Serang. Latihan dimulai setelah pulang sekolah hingga malam hari setelah maghrib yang berlangsung selama 2 minggu. Banyak kendala yang terjadi selama proses latihan, mulai dari tidak lengkap, terjadi perubahan koreo hingga berkali-kali, music pengiring dsb. Tapi semua kita lalui, kita jalani dengan ikhlas dan prihatin.
Perlombaan yang diadakan pada hari Rabu, 14 Agustus 2019 kami lewati dengan perasaan gugup, minder dan sedikit pesimis karena melihat tim tari dari instansi lain dengan gerakannya yang indah. Pemenangpun akhirnya di umumkan, deg-deg an rasanya dan penasaran siapa yang akan melanjutkan ke tingkat korem. Setelah itu, dibacakan kejuaraannya mulai dari juara 3, diraih oleh SMA N 9 Purworejo, juara 2 SMA N 3 Purworejo, dan juara 1 SMA N 7 Purworejo. Mendengar hal itu, kami senang sekaligus bangga. Ini merupakan hasil dari perjuangan kami. Terharu, bangga, dan senang campur aduk. Kami menangis bahagia. Tapi kami ingat ini bukanlah akhir dari perjuangan, kami harus bisa berusaha lagi untuk lebih baik di korem. Siang itu diakhiri dengan foto bersama.
Kali ini kami juga hanya memiliki waktu 2 minggu melakukan berbagai persiapan, menyiapkan properti dan latihan. Sehari sebelum pelaksanaan lomba kami diberi kesempatan untuk blocking panggung. Esoknya kami persiapan make up dan kostum dari jam 3. Make up dibantu oleh perias yang sudah disediakan kodim. Pukul 7 kami sudah selesai persiapan dan meluncur menuju tempat pelaksanaan lomba yang berada di Monumen Diponegoro. Kami mendapat nomor undi 5 dari 11 peserta yang diundi pada saat technical meeting. Seperti biasa, acara dimulai dari opening ceremony. Dan tibalah saat pelaksanaan lomba. Berbeda pada saat sebelumnya di mana kami mengincar untuk bisa mendapat juara pertama, di korem kami hanya berdoa agar kami dapat melakukan yang terbaik dan maksimal.
Tiba saatnya nomor undi 5 tampil. Sinopsis dibacakan dan setelahnya musik dimainkan. Kami tampil dengan percaya diri tanpa rasa gugup dan benar-benar lepas. Selesai penampilan kami segera menepi. Dan terjadi sebuah insiden kecil. Jari Lulud sempat terpukul tongkat dan terjadi pendarahan. Setelah diobati kami menonton sisa peserta yang ada. Semua lomba selesai dilaksanakan dan tibalah saat pengumuman. Seperti biasanya juri memberikan masukan dan kritik untuk pemenang agar ke depannya lebih baik. Diumumkan mulai dari juara 3 SMAN 7 Purworejo, juara 2 SMAN 1 Karanganyar, Kebumen, dan juara 1 SMKN 1 Kasihan, SMKI Jojga lebih dikenal begitu. Ya, walau kami memang tidak mendapat juara pertama, tapi kami sudah melakukan yang terbaik. Dan kami berpikir positif, tidak menang tapi kami sanggup bersaing dengan sekolah seni sekalipun. Setelah selesai semua kami pun berkemas dan kembali pulang ke Purworejo. Inilah perjalanan kami, perjuangan kami dalam meraih kesuksesan. Keikhlasan, kerjakeras, tanggung jawab dan keprihatinan diperlukan untuk meraih kesuksesan. Sukses SMA 7, sukses Candra Kanthi!